Perbedaan Jenis Vaksin COVID-19 yang Disetujui Oleh WHO

Vaksin merupakan produk biologis yang bertujuan untuk memicu tubuh membentuk suatu kekebalan yang biasa disebut antibody terhadap virus penyebab penyakit tertentu. Salah satunya adalah vaksin COVID-19 yang diharapkan dapat menghambat penyebaran infeksi oleh virus COVID-19. Ketika seseorang menerima vaksin COVID-19, virus tersebut tidak akan menular dengan mudah dari orang ke orang dan kemungkinan penularan infeksi COVID-19 dalam suatu komunitas akan menjadi lebih kecil. Hal ini disebut "herd immunity" yang diharapkan dapat tercapai dengan pemberian vaksin yang merata pada setiap lapisan masyarakat.

Saat ini, vaksin COVID-19 yang masuk dalam Emergency Use Listing (EUL) yaitu daftar vaksin COVID-19 yang disetujui oleh WHO untuk digunakan pada keadaan darurat seperti pandemi saat ini antara lain: Pfizer, AstraZeneca, Serum Institue of India, Moderna, Sinopharm, Sinovac, dan Janssen (J&J). 

REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Kemudian apa yang menjadi perbedaan dari vaksin-vaksin tersebut? 

Dilansir dari jurnal Nepal Health Res Counc (2020), vaksin-vaksin tersebut memiliki perbedaan yang mendasar pada kandungannya. Vaksin Pfizer dan Moderna dibuat menggunakan messenger RNA (mRNA), sebuah teknologi yang digunakan untuk mengirimkan sebagain kecil kode genetik ke dalam sel yang dapat menginstruksikan sel untuk membuat protein spike yang menyerupai "mahkota" pada permukaan virus SARS-2. Protein yang dibuat akan mengaktifkan sistem kekebalan, mengajarinya untuk mengenali protein tersebut sebagai benda asing agar tubuh membentuk antibodi untuk melawannya.

Vaksin J&J, AstraZeneca, dan Serum Institute of India menggunakan pendekatan yang berbeda untuk menginstruksikan sel tubuh dalam pembentukan protein yang menyerupai protein spike SARS-2. Ketiga vaksin ini dikenal sebagai vaksin vektor. Vaksin ini menggunakan adenovirus yang telah direkayasa sehingga tidak berbahaya, untuk membawa kode genetik yang bertujuan untuk membentuk protein yang menyerupai protein spike SARS-2. 

Jenis vaksin yang berasal dari China yaitu Sinovac dan Sinopharm, menggunakan virus SARS-2 yang diinaktivasi atau dimatikan. Sehingga ketika vaksin diberikan, virus yang diinaktivasi tersebut tidak akan menyebabkan infeksi namun hanya bertujuan untuk memicu tubuh membentuk antibodi terhadap virus tersebut.

Walaupun beberapa jenis vaksin memiliki kandungan yang berbeda, namun pada dasarnya, semua vaksin COVID-19 yang tersedia saat ini memiliki tujuan yang sama yaitu membentuk imunitas terhadap virus COVID-19. Maka dari itu, lakukanlah vaksinasi dengan jenis vaksin yang tersedia saat ini. Semakin banyak masyarakat yang tervaksinasi, maka semakin cepat pula terbentuknya "herd immunity" yang akan menghambat penyebaran virus COVID-19. 












Komentar

Postingan populer dari blog ini

EALUASI GRANUL DAN SEDIAAN TABLET : UJI WAKTU HANCUR

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA

Rresistensi dan Antibiotik Habiskan!